Main Band!
12 September 2014
Add Comment
Musik, adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehinga indah untuk didengar. Kata guru seni budaya gue dulu. Tanpa musik, memang hidup ini akan terasa sepi. Kayak suasana ujian nasional. Sepi........................
Bermain musik. Iya, banyak orang suka main alat musik. Dari alasan cuma iseng aja, ngisi waktu luang, biar keren di mata pacar, sampai yang untuk nyari uang. Sebagai cowok gue suka iri kalo lihat cewek main gitar, soalnya gue gak bisa main gitar. Bukannya gue gak mau belajar, emang dasarnya aja gak suka main gitar. gue ini orangnya serius, jadi gak suka main-main. (NGELES!)
Sore, sekitar habis isya'. Wahyu dan Yasit ngajakin gue main band. Mereka adalah temen-temen gue sejak kecil.
"Bro, gue sama Yasit mau latihan band. Lo ikut yuk!" ajak Wahyu ke gue.
"Lo tahu sendiri kan, gue gak bisa main alat musik!" jawab gue.
"Udah..... ntar lo ngisi vokal aja!" sahut Yasit.
Gue gak ingin ngecewain mereka yang mau sibuk-sibuk ngajakin gue latihan band. Akhirnya gue menerima ajakan itu. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba firasat gue berubah jadi gak enak. Entah pertanda buruk apa ini..........................
Kita berangkat ke studio bonceng tiga naik motornya Wahyu. Udah mirip banget sama cabe-cabean, cuma gak pake hotpants sama tanktop aja. Wahyu di depan, Yasit di tengah gue di belakang. Sempit banget motor Wahyu saat itu. Kemudian di tengah perjalanan, Yasit yang waktu itu duduk di tengah, sempet-sempetnya foto selfie sambil monyongin bibir. Gue geli lihat gayanya yang bertentangan dengan nilai-nilai suci Pancasila itu. Akhirnya gue tanya ke dia.
"Ngapain lo selfie di atas motor yang sempitnya ngalahin kos-kosan murah ini? Gak ada kerjaan lain apa?"
Kemudian dia jawab, "Buat diupload di facebook dong!"
Mendengar jawaban dari mulutnya itu, gue sebagai temannya sejak kecil merasa gagal dan hina. Mungkin ini akibat salah pergaulan. Akhir-akhir ini dia emang suka bergaul sama kangkung dan wortel. Do'a gue sih semoga Wahyu gak ikut-ikutan Yasit.
Sekitar 20 menit akhirnya kita sampai juga di studio. Studio photo. Setelah ngomong sama penjaga studio, Yasit yang gak sabar dari tadi langsung masuk dan ngambil gitar. Dia posisinya gitaris. Wahyu duduk di kursi drum sambil megang stik. Dia posisinya drumer. Gue pegang mic paling depan sendiri. Posisi gue striker. HALAHH.......!!!
"Kita garap lagu apa nih?" tanya Wahyu.
"Lagu Slank aja!!" jawab Yasit dengan semangat membara-bara.
Gue tahu kalo Yasit suka banget sama Slank. Dia ngefans mati. Setiap nonton konser Slank dia selalu bawa bendera sambil berdiri di atas pundak temennya. Padahal nontonnya di youtube.
"Kenapa harus Slank??" protes Wahyu.
"Udah, garap Spultura aja!" lanjutnya, ngasih saran.
Wahyu emang gak suka musik cengeng. Maklum dia anak underground garis keras. Gue tahu dia anak underground setelah melihat helmnya yang penuh dengan stiker-stiker band metal. Mulai dari bagian belakang helm sampai kaca bagian depan helm, semua penuh dengan setiker band metal.
Tapi Yasit gak setuju dengan ide Wahyu. Akhirnya mereka bertikai. Sekitar 15 menit dihabiskan mereka untuk bertikai. Buang-buang waktu saja. Yang lebih ngeselin lagi, pertikaian sepele kayak gini aja mereka sampai kata-kataan orang tua. Huft! Gimana sebuah band mau jalan kalo sifat mereka masih kayak anak kecil. Akhirnya gue yang paling bijak di antara mereka, melerai dan memberikan keputusan yang tepat. Layaknya wasit dalam pertandingan sepak bola yang nentuin pelanggaran atau tidak. Sebuah keputusan yang sulit. Tapi harus gue ambil. Demi pertikaian gak penting ini cepat
terselesaikan. Gue takut kalo mereka dibiarkan terus bertikai, nanti akan berlanjut sampai perang dingin yang akan dimanfaatkan oleh pihak Amerika untuk memecah belah NKRI.
"KALIAN BISA DIAM GAK??" kalimat gue, memotong perdebatan mereka. Mereka berdua diam sebentar..
Gue lihat Wahyu menarik nafas panjang sambil menelan ludah. Sepertinya dia capek bertikai sama Yasit.
"Gimana kalo kita mainin Slank dulu, baru Spultura!?" lanjut gue
"Ide bagus!" Kata Yasit
Keputusan sudah dibuat, Yasit mulai memainkan gitarnya. Entah waktu itu lagi bawain lagu apa, gue gak tahu judulnya. Pokoknya intronya "Jreng... Jreng, jreng, jreng....."
Baru mainin intro, tiba-tiba genjrengan gitar Yasit mulai aneh. Agak fals. Perlahan dia mulai berhenti memainkan gitarnya.
"Kenapa berhenti bro?" gue tanya.
"Sory, senarnya putus!" katanya.
"Kok bisa putus?" gue tanya lagi.
"Soalnya gak dapet restu dari orang tua!" jawabnya sambil nyengir..
Aneh aja, dalam situasi kayak gini masih bisa bercanda, pikir gue.
"Itu lo disuruh ganti pake uang bro!" sahut Wahyu.
"Waduh, gue gak bawa uang lagi!" jawab Yasit sedikit panik.
"Lagian ini salah studionya juga sih. Kalo pengen senar gitarnya gak gampang putus, seharusnya dikasih gelasan!" terusnya Yasit ngeles.
"Udah, kita pulang aja yuk, ntar biar gue yang gantiin senar gitarnya!" kata gue, yang lagi-lagi bijaksana kayak Mario Teguh.
Akhirnya kita pulang dari studio. Kecewa sih ada. Belum nyanyi lagu apa-apa, udah bayar dobel. Tahu gini kenapa latihan musiknya gak ngamen aja. Gratis. Dapet duit lagi. Terus duitnya buat latihan di studio. LAH.....!!!
Semenjak kejadian itu gue gak mau lagi diajakin mereka latihan band. Gue kapok. Tapi ya sudahlah, biarlah itu menjadi kenangan masa lalu. Gue belajar dari kejadian itu. Bahwa di dalam sebuah grup musik hebat dibutuhkan kerja sama tim yang baik, juga saling mengerti satu sama lain. Seperti bermain bola. Untuk menciptakan hasil yang bagus dibutuhkan kekompakan antar pemain. Bedanya di grup musik gak ada kipernya.
2 tahun berlalu. Kini Yasit sukses di bidang musik. Dia menjadi salah satu anggota band instrumental. Posisinya vokalis.
0 Response to "Main Band!"
Post a Comment