RENCANA YANG PAYAH
30 March 2015
Add Comment
Sial, hari ini aku terlambat lagi masuk kelas. Seperti biasa, aku selalu ditertawakan oleh teman-teman ketika melangkahkan kaki menuju bangku. Sudah menjadi rutinitasku sehari-hari terlambat masuk kelas. Semua teman-teman dan guruku tak kaget lagi melihat kebiasaanku seperti ini, malah jika aku datang tepat waktu, mereka baru akan kaget.
"Dani, kenapa kamu terlambat?" bentak Pak Guru kepada ku.
"Saya tadi mampir dulu di rumah paman, istrinya meninggal, pak!"
"Bukannya kemarin istri pamanmu sudah meninggal?" lanjut Pak Guru mengintrogasiku.
Sial! Aku lupa alasan ini sudah kupakai minggu lalu. Dengan cepat aku harus segera menemukan jawaban bijak dan masuk akal...
"Iya, Pak, kemarin bibi hidup lagi!"
Setelah berucap aku langsung meminta ijin ke toilet. Belum saja mendapatkan ijin, aku sudah berlari keluar kelas. Dan lagi, teman-teman menertawaiku.
Aku memang pemalas dan ceroboh, tapi aku tidak bodoh. Aku sering mendapatkan hukuman dari guru karena tidur dalam kelas, atau ijin ke toilet lalu ketiduran sampai maghrib di UKS. Meskipun begitu, aku adalah murid pandai di kelas. Nilai-nilai ujianku selalu bagus. Di dalam kelas, aku berada pada 5 besar murid tercerdas, juga berada pada 5 besar murid terbanyak mendapatkan hukuman.
Sayangnya, di dalam kelas aku selalu dibully oleh Andre dan gengnya. Geng Andre terdiri dari 5 orang (termasuk Andre). Nama-nama mereka adalah: Andre, temannya Andre, teman temannya Andre, teman teman temannya Andre dan seterusnya. Maaf, aku lupa nama asli mereka, ini disebabkan aku terlalu banyak tidur di dalam kelas.
Andre dan gengnya sudah seperti Akatsuki atau Yakuza saja yang menjadi momok menakutkan di dalam kelas. Tapi anehnya, selalu saja aku yang menjadi korban kebrutalan mereka. Mungkin karena mereka menganggapku murid paling ceroboh di dalam kelas.
Sudah sering sekali mereka membuat onar di dalam dan di luar kelas. Sudah sering kali juga mereka mondar-mandi masuk ruang BK. Kepalaku pernah bocor karena dipukul Andre kala dia menguji seberapa kuat knalpot motor yang dimilikinya. Aku ingin membalas semua perlakuan Andre dan gengnya selama ini kepadaku.
Kemarin aku tak sengaja mendengar di ruang BK, Andre beserta gengnya didampingi orang tua masing-masing sedang dinasehati oleh kepala sekolah. Usut punya usut ternyata Andre dan gengnya baru saja meledakan wc sekolah. Rupanya kepala sekolah sudah geram dan ingin segera mengeluarkan Andre dan gengnya dari sekolah. Orang tua Andre dari tadi terus saja menangis. Dia ingin anaknya diberikan kesempatan sekali lagi. Akhirnya, kepala sekolah menyetujui permintaan tersebut, dengan syarat: Andre beserta gengnya membayar ganti rugi wc dan berjanji tak membuat onar lagi.
Setelah kejadian itu kupikir Andre dan gengnya akan tobat dan meminta maaf kepada ku. Ternyata aku salah, rupanya mereka malah melampiaskan kemarahannya kepada ku.
Hari itu jam kosong, tidak ada guru yang mengajar. Andre dan gengnya mendatangi bangku ku. Dia menyeretku keluar kelas. Ke toilet.
"Hai Dani, aku punya kejutan untukmu!" kata Andre sambil tersenyum palsu.
"Sial! Sepertinya hal buruk akan terjadi..."
Tak masuk akal sekali jika dia mau repot-repot menyiapkan kejutan untuk ku berupa motor atau sepeda gunung di dalam sebuah toilet.
Benar. Sesampainya di toilet, aku langsung diguyur air oleh mereka. Tak hanya itu, aku juga babak belur dipukuli mereka. Mereka mengancamku akan melakukan hal yang lebih kejam jika aku melaporkan kejadian ini kepada guru atau kepala sekolah.
Lelah.... Sakit.... Malu.... Kelasku, Nerakaku! Itulah yang aku rasakan selama ini. Aku ingin membalas semua perbuatan mereka. Ini semua harus dihentikan. Aku ingin Andre dan gengnya dikeluarkan dari sekolah.
Aku sudah mempunyai sebuah rencana agar cita-cita ini tercapai. Aku sempat meminta bantuan kepada teman-teman satu kelas, tapi nyali mereka semua tak lebih besar dari pada sebuah plankton. Mereka menolaku mentah-mentah. Terpaksa, aku harus melakukan rencana ini sendirian. Mungkin jika rencana ini gagal, aku akan berada di rumah sakit untuk waktu yang sangat lama.
Mungkin.......
Aku sudah tahu rahasia mereka berlima. Buat onar sekali lagi, mereka semua akan dikeluarkan dari sekolah. Aku ingin memanfaatkan keadaan ini. Tapi, tak semudah kelihatannya. Aku bukanlah agen CIA yang mempunyai IQ tinggi. Aku juga bukan Hanibal pimpinan The A-Team yang ahli membuat rencana. Tapi aku harus mencoba mengalahkan mereka berlima, meskipun rencanaku terlalu payah.
Pukul 09.54; 6 menit sebelum istirahat selesai. Aku menumpahkan es di celana Andre. Dia marah. Matanya menatap tajam kepadaku seakan-akan ingin sekali mencincang kecil-kecil tubuhku dan memasukannya ke dalam mixer lalu menekan tombol ON. Sementara itu aku hanya bisa tersenyum dan bilang "hai Andre!" dan lari secepat kilat meninggalkannya.
Aku terus berlari secepat mungkin. Dengan emosi yang memuncak bak gunung mau meletus, Andre masih mengejarku. Sungguh cepat sekali lari Andre, hingga dia berhasil menangkap dan menjatuhkan aku. Andre tak sadar bahwa kita sedang berada di depan perpustakaan. Di mana di sana selalu ada beberapa guru yang menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca buku.
Aku memang sengaja memancing Andre kesal dan ingin menghajarku, tapi kejadian itu harus disaksikan oleh guru. Perlu sebuah umpan untuk melakukan rencana itu. Dan, aku sendiri yang menjadi umpan sekaligus korban untuk rencana ini.
Andre belum sadar bahwa di belakangnya adalah ruang perpustakaan. Tentunya jika ada kegaduhan yang akan dibuat Andre, semua guru di ruangan itu akan langsung keluar.
Yes! Sepertinya, rencanaku akan berhasil. Andre sudah berhasil menangkapku. Sebentar lagi dia pasti akan menghajarku. Dia mengayunkan tangannya ke belakang untuk mengambil ancang-ancang memukulku.
Belum saja kepalan tangannya mengenai wajahku, bel masuk istirahat berbunyi. Sial, dia menghentikan tangannya. Dia menyadari kalau kita berada di depan perpustakaan. Suara kerumunan guru terdengar keluar dari dalam perpustakaan tersebut. Andre bergegas lari meninggalkanku. Dia berkata,
"KITA LANJUTKAN PULANG SEKOLAH!"
Sial! sepertinya hal buruk akan terjadi...
"TENG..! TENG..! TENG..! " bunyi bel tanda pulang, setelah bersalaman dengan guru aku langsung berlari keluar kelas. Sialnya Andre dan gengnya mengejarku.
Keluar dari area sekolahan, aku terus berlari menyusuri rumah-rumah warga untuk mencari tempat sembunyi. Mereka terus mengejarku. Sampai akhirnya aku terpojok di sebuah gang buntu dan sepi. Sial, mereka mendapatkanku. Sepertinya aku benar-benar butuh bantuan FBI.
"BRUK..!! GUBRAK!! DUK! DUK!! BLAK!!" Perkelahian tak bisa dihindarkan. Bukan denganku, mereka berkelahi dengan orang lain yang tiba-tiba menyerangnya dari belakang.
Syukurlah, aku berhasil kabur dengan memanjat tembok di belakangku.
Sementara mereka terus berkelahi, aku segera melaporkan kejadian itu kepada pak satpam. Kemudian pak satpam dibantu oleh beberapa guru mendatangi lokasi perkelahian tersebut sesuai dengan arah petunjuk yang kuberikan.
Belum lama ditinggal, perkelahian itu sudah dikerumuni banyak sekali warga.
*****
(3 hari berikutnya)Pukul 07.15, sial aku terlambat lagi. Pak guru menghukumku, tapi kali ini teman-teman tidak menertawaiku. Mereka sudah tahu semua ceritaku. Hari ini begitu indah. Cuacanya cerah sekali. Andre dan para gengnya sudah dikeluarkan dari sekolah.
*****
(1 hari sebelum perkelahian)
Aku melihat Andre dan gengnya cekcok mulut dengan Adit. Adit adalah musuh Andre di sekolah. Sama seperti Andre, Adit juga mempunyai geng. Dari cekcok tersebut, kudapati bahwa Adit menantang Andre untuk ribut di sekolahan. Tapi Andre menolak. Dia ingin perkelahian dilakukan di luar sekolahan.
Kesepakatan telah dibuat, Andre bergegas pergi meninggalkan Adit. Tak lama kemudian, aku datang menghampiri Adit. Aku menawarkan Adit sebuah kerja sama. Kerja sama tak hanya untuk mengalahkan Andre, tapi juga untuk mengeluarkan Andre dari sekolah.
Adit memberikanku kewenangan penuh membuat rencana. Dan sebuah rencana sudah kubuat. Rencana tersebut siap dilakukan besok. Dimulai dari kantin sekolah, dengan melibatkan aku sendiri sebagai umpan.
0 Response to "RENCANA YANG PAYAH"
Post a Comment